Senin, 27 Februari 2012

PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN ANAK DALAM PENDIDIKAN


AHYADI
STIT AL-KHAIRIYAH CILEGON


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia. Dengan demikian kondisi jiwa manusia serta perilaku manusia dapat diketahui melalui ilmu Psikologi. Oleh karena itu psikologi sangat penting baik dalam lingkungan pendidikan ataupun dalam lingkunan sosial.
Perkembangan merupakan cabang ilmu Psikologi mempealajari perubahan-perubahan atau perkembangan baik fisik maupun segala hal yang berkaita dengan prilaku manusia. Karena setiap mahluk hidup akan mengalami perkembangan, baik cepat ataupun lambat. Oleh karena itu, perlu adanya aspek-aspek pendukung atau hal-hal yang mempengaruhi perkembangan mahluk hidup.
Makalah ini membahas mengenai prinsip-prinsip dan aspek-aspek perkembangan pada manusia. Dengan mempelajari prinsip-prinsip dan aspek-aspek perkembangan, diharapkan manusia mampu melakukan perubahan atau perkembangan secara dinamis, baik fisik ataupun perilaku secara baik. Sehingga kehidupan manusia akan terarah dan berkembang secara progresif dan dinamis.
Perumusan Masalah
Untuk meminimlisir terjadinya pelebaran dalam pembahasan, maka penulisan merumuskan masalah sebagai berikut:
Apa saja prinsip-prinsip perkembangan?
Apa saja aspek-aspeknya?

Tujuan Penulisan
Tujuan umum: Untuk mengetahui dan memahami bagaimana masalah-masalah yang di hadapi pada proses perkembangan.
Tujuan khusus: untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) STIT Al-Khairiyah.
D. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan; Latar Belakang, Tujuan, Perumusan Masalah, dan Sistematika Makalah.
Bab II Pembahasan; Pengertian Perkembangan, Prinsip-prinsip Perkembangan, dan Aspek-aspek Perkembangan.
Bab III Penutup; Kesimpulan dan Saran.











BAB II
PRINSIP DAN ASPEK PERKEMBANGAN

PENGERTIAN
Perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun keduanya tidak berdiri sendiri. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur organ dalam otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak anak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berpikir.
Sedangkan perkembangan berkaitan dengan perubahan – perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya (maturity) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur. Sistematis dan berkesinambungan menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang sebelumnya dan sesudahnya.

PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
Perkembangan selalu menuju diferensiasi
Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.
Perkembangan awal lebih berpengaruh daripada perkembangan selanjutnya
Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa dasar awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya. Contoh:
Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorang anak untuk mengadakan perubahan bagi dirinya.
Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu. Seperti misalnya dalam fungsi filogentik yaitu merangkak, duduk kemudian berjalan. Sedangkan arti belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar ini anak anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan. Hubungan antara kematangan dan hasil belajar ini bisa dicontohkan pada saat terjadinya masa peka pada seorang anak, bila pembelajaran itu diberikan pada saat masa pekanya maka hasil dari pembelajaran tersebut akan cepat dikuasai oleh anak, demikian pula sebaliknya.
Pola perkembangan dapat diramalkan
Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang kedua yaitu proxmodistal yaitu perkembangan dari yang dekat ke yang jauh. Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh ketrampilan lengan terlebih dahulu.
Pola perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari saatu tahap menuju tahap berikutnya. Misalnya: Bayi berdiri sebelum dapat berjalan. Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun terdapat variasi individu dalam kecepatan perkembangan.
Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan yang sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan mereka yang pandai akan lebih cepat dalam perkembangannya dibandingkan dengan yg memiliki kecerdasan rata-rata, sedangkan anak yang bodoh akan berkembanga lebih lambat.
Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan
Setiap anak akan megikuti pola yang berbeda dengan cara dan kecepatanya sendiri. Sehingga perkembangannya akan berbeda diantara anak yang satu dengan anak yang lain, baik dalam perkembangan masing-masing organ atau aspek kejiwaan maupun cepat atau lambatnya perkmebangan tersebut.


ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN
Perkembangan Fisik dan Perkembangan Perilaku Psikomotorik
Perkembangan fisik
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan – perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensorik dan keterampilan motorik. Perubahan pada fisik ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. 4 aspek perkembangan fisik menurut Kuhlen dan Thompson. Antara lain sebagai berikut :
Sistem syaraf (perkembangan kecerdasan dan emosi)
Otot – otot (kekuatan dan kemampuan gerak motorik)
Kelenjar Endokrin (perubahan – perubahan pola tingkah laku baru)
Struktur fisik/tubuh (perubahan tinggi, berat, dan proporsi)
Perubahan fisik (otak) juga merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena otak adalah sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan sehingga semakin sempurna struktur otak maka akan meningkatkan kemampuan kognitif.
Perkembangan perilaku psikomotorik
Prilaku psikomotorik memerlukan adanya koordinasi fungsional antara persyarafan dan otot serta fungsi psikis.  Ada dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku psikomotorik ialah (1) bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dan (2) dari yang kasar dan global kepada yang halus dan spesifik. Seperti:
Berjalan dan memegang benda
Bermain dan bekerja.

Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif
Perkembanga bahasa
Perkembangan berbahsa dapat membedakan manusia dengan hewan. Dengan bahasa manusia mampu mengakodifikasi, mencatat, dan menyimpan hasil pengalaman baik data maupun fakta, mentransformasikan dan mengolah berbagai bentuk informasi melalui berfikir, mengkoordinasikan dan mengekspresika cita-cita, serta menginformasikannya. Ada 2 hal dalaperkembangan bahasa, yaitu:

Indicator perkemangan bahasa: Jumlah perbendaharaan kata , jenis, bentuk dan struktur kalimat, isi yang terkandungnya; gambar atau lukisan, bentuk gerakan tertentu yang bersifat ekspresif.
Proses perkembangan bahasa sangat dipengaruhi oleh factor latihan dan motivasi untuk belajar.
Perkembangan Perilaku Kognitif
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak.
Tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak).Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan.
Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme (ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain)

Perkembangan Perilaku Sosial, Moralitas dan Keagamaan
Perkembangan perilaku sosial
Secara potensial (fitrah) manusia adalah makhluk social. Untuk mewujudkan potensi tersebut ia harus berada dalam interaksi dengan lngkungan manusia-manusia lain. Prosesnya: Pertama Proses sosialisasi dan perkembangan social adalah proses dimana individu (terutama Anak) melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan social. Kedua Kecenderungan pola orientasi social adalah dimana ada suatu keinginanan untuk mengikuti atau mencontoh bentuk perilaku atau sikap.
Moralitas
Secara individu menyadari bahwa ia merupakan bagian anggota dari kelompoknya, secepta itu pula pada umumnya individu menyadari bahwa terdapat aturan-aturan perilaku yang boleh, harus atau terlarang melakukannya.
Perkembangan kegamaan
Dengan kesadarannya seseorang akan mengalami, mempercayai, bahkna meyakini dan menerimanya tanpa keraguan, bahwa di luar dirinya ada sesuatu kekuatan yang maha agung yang melebihi apa pun termasuk dirnya. Denga kesadaran itulah manusia menyerhkan diri dalam bentuk ritual (kebaktian) baik secara individu maupun kolektif, baik dalam bentuk simboleik maupun nyata.

Perkembangan perilaku Affektif dan Kepribadian
Perilaku affektif
Perilaku affektif dapat dipengaruhi oleh emosional. Dimensi-dimensi   emosional berkecenderungan membentuk perilaku  seperti sikap-sikapnya untuk menolak, menerima, mendekati, menjauhi, dan yang lainya. Aspek emosional dari suatu perilaku, pada umumnya, selalu melibatkan tiga variabel, yaitu rangsangan yang menimbulkan emosi (the stimulus variable), perubahan-perubahan fisiologis, yang terjadi bila mengalami emosi (the organismic variable), dan pola sambutan ekspresi atau terjadinya pengalaman emosional itu (the response variable). Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan berpikir.
Bersifat fluktuatif (tidak tetap)
Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.

Kepribadian
Kepribadian dapat diartikan sebagai “kualitas perilaku individu dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik”. Keunikan penyesuaian tersebut sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal berikut:
Karakter, yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika pelaku, konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat/lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan
Sikap terhadap objek (orang, benda, peristiwa, norma dan sebagainya) yang bersifat positif, negatif atau ambivalen (ragu-ragu).
Stabilitas emosi, yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dan lingkungan. Seperti: mudah tidaknya tersinggung marah, sedih atau putus asa.
Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima risiko dan tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti: mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri risiko yang dihadapi.
Sosiabilitas, yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dalam sifat pribadi yang tertutup atau terbuka; dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Terdapat enam jenis kecenderungan manusia yang akan berkembang menjadi karakteristik kepribadiannya, yaitu:
Teoritis, cenderung mencari nilai kebenaran;
Ekonomis, cenderung menilai dari segi kemanfaatan, kepraktisa dan pertimbangan untung-rugi;
Estetis, cenderung menilai dari segi seni, indah atau tidak;
Socialis, mengabdikan diri dan sangat mencintai masyarakatnya;
Politis, cenderung ingin memperoleh kekuasaan tau berkuasa;
Religious, cenderung selalu berusaha memahami rahasia alam semesta dan mengabdikan diri kepada maha penciptanya.











BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Perkembangan ialah perubahan – perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya (maturity) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur. Sistematis dan berkesinambungan menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang sebelumnya dan sesudahnya.

Prinsip-prinsinya, yaitu Sistematis, Progresif dan Berkesinambungan. Sedangkan aspekny-aspeknya, yaitu perilaku kognitif, affektif dan psikomotorik.

Saran
Tentunya makalah ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kririk dan sarannya dari berbagai pihak manapun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Dan mudah-mudahan dapat dijadikan referensi untuk menambah khasanah keilmuan kita. Amin…










DAFTAR PUSTAKA

Drs. Alex Sobur. M.si. 2003. Psikologi umum. Bandung : Pustaka Setia.
Drs. H. Ahmad Fauzi. 2008. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Drs. Zulkifli. L. 1987. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Drs. Kartini KArtono. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan).  Bandung: Mandar MAju.
Prof. Dr. H Abin Syamsuddin Makmun, M.A. 2004. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http//:mitraguidance.com

1 komentar: